Selasa, 17 Mei 2016

Nabi Musa dan Raja Fir’aun

Nabi Musa dan Raja Fir’aun

Musa adalah anak dari seorang wanita bernama Yukabad. Dia lahir di Mesir, yang pada saat itu Mesir dipimpin oleh seorang raja yang sangat keji. Dia adalah Fir’aun. Fir’aun bertindak sewenang-wenang, dan melakukan apa saja sesuai keinginannya.Bahkan, dia mengaku sebagai Tuhan.

Kala itu, Musa hampir lahir. Fir’aun bermimpi seluruh Mesir terbakar, dan yang akan selamat hanyalah bani Israil. Yang membuat Fir’aun khawatir adalah, karena penafsir mimpi itu mengatakan ada seorang laki-laki dari bani Irsail yang akan merebut kekuasaannya. Maka, sejak saat itu dikeluarkanlah pengumuman bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil, harus dibunuh.

Ibu Musa khawatir sekali. Begitu dirinya melahirkan, yang lahir adalah bayi laki-laki. Karena kecintaanya yang amat dalam, Yukabad pun berinisiatif untuk menghanyutkan Musa ke sungai Nil. Musa dimasukkan ke dalam peti yang rapat, berharap Allah memberikan keselamatan pada puteranya.

Subhanallah, Musa ditemukan oleh Asiah, yang tak lain adalah istri dari Fir’aun. Asiah jatuh cinta pada bayi itu. Ia lalu membawanya dan meminta ijin kepada Fir’aun untuk mengasuhnya. Fir’aun awalnya ingin membunuh Musa. Karena mereka belum dikaruniai keturunan, Fir’aun pun akhirnya mengijinkan. Atas ijin Allah, yang menyususi Musa adalah ibunya sendiri, Yukabad.

Di dalam istana, Musa tumbuh menjadi pemuda yang gagah, kuat, cerdas, dan suka menolong yang lemah. Sampai suatu ketika dia diusir dari istana karena membela orang dari bani israil yang bernama Samiri, sampai membunuh salah seorang dari kaum Fir’aun. Musa pun mulai mengembara.

Dalam pengembaraan itu lah, Musa menjalani banyak hal, hingga kemudian dia diangkat sebagai Nabi. Nabi Musa diperintahkan Allah untuk berdakwah kepada Fir’aun dan bani Israil. Maka Nabi Musa pun melaksanakannya dengan penuh ketaatan.

Fir’aun merasa dikhianati dan menganggap Nabi Musa tidak tahu balas budi. Fir’aun marah dan melakukan perlawanan kepada Nabi Musa. Ia kumpulkan bala tentaranya untuk memerangi Nabi Musa dan kaumnya.

Nabi Musa dan kaumnya berlari dari kejaran tentara Fir’aun. Hingga di tepi laut Merah, Nabi Musa terhenti karena sudah tidak ada jalan lagi untuk berlari. Saat itu, Allah menyuruh Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Nabi Musa pun memukulkan tongkatnya. Apa yang terjadi? Subhanallah, laut Merah membelah jadi dua, membentuk jalan yang lapang untuk Nabi Musa dan pengikutnya. Mereka pun semua segera berlari.


Sementara itu, di belakang, Fir’aun dan tentaranya terus mengejar. Melihat laut terbelah, mereka pun mengikuti jalan itu. Tapi sungguh tak disangka, saat Fir’aun dan tentaranya berjalan di tengah laut, mendadak air itu kembali menyatu dan menenggelamkan mereka. Saat itu Fir’aun sadar harus bertaubat. Namun sayang, taubatnya itu sudah terlambat. Dia terkubur di laut, sementara Nabi Musa dan kaumnya selamat, atas izin Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar