“KISAH
NABI NUH DAN KAN’AN”
Pada zaman Nabi Nuh, Nabi Nuh diutus oleh Allah untuk memperbaiki
akhlak kaumnya yang sangat rusak. Dimana perilaku dan perbuatan manusia mirip
seperti binatang. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mau patuh terhadap
ajaran agama.
Pada awalnya, Nabi Nuh disukai kaumnya dikarenakan budi pekerti
yang baik. Ia sangat perduli terhadap orang fakir miskin. Namun, setelah Nabi
Nuh mulai mengajak kaumnya untuk menyembah kepada Allah dan meninggalkan
menyembah berhala tidak bisa berbuat apa-apa, Nabi Nuh pun mulai tidak disukai.
“Wahai kaumku, kembalilah kalian kejalan yang lurus. Sembahlah
Allah karena Allah Tuhan yang patut disembah. Mohon ampunlah kepada-Nya.
Niscaya Allah akan memberikan rizki yang berlimpah,” ucap Nabi Nus as. kepada
kaumnya.
Para pemuka kaum tidak senang kemudian menjawabnya dengan sinis,
”Wahai Nuh, dapatkah kau membuktikan jika kamu adalah utusan Allah untuk
meluruskan jalan kami. Sedangkan kamu sendiri tidak mempunyai kelebihan yang
istimewa dari kami.” Setelah berbicara seperti itu mereka meninggalkan Nabi Nuh
as.
Nabi Nuh sedih atas keingkaran kaumnya. Tidak hanya itu, iapun
menangis karena istri dan anaknya, Kan’an, tidak mau beriman kepada Allah.
“Wahai ayah, janganlah engkau melarang untuk menyembah
berhala-berhala itu. Karena berhala-berhala itu mendatangkan rezeki kepada
kami,” ucap Kan’an.
Nabi Nuh menjawab perkataan anaknya, “Wahai anakku, engkau
salah, berhala-berhala itu tidak bisa mendatangkan rezeki kepada kalian. Allah
lah yang memberikan rezeki kepada kita semua. Oleh karena itu, Allah Tuhan yang
harus kita sembah.”
Setelah dirasakan umatnya tidak mau lagi diajak pada kebenaran. Nabi
Nuh berdakwah selama ratusan tahun,
namun hanya sedikit sekali yang mau beriman kepada Allah. Maka Nabi Nuh berdo’a
kepada Allah, “Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.”
Allah memerintah Nabi Nuh untuk membuat perahu, karena Allah
bermaksud menenggelamkan semua kaum yang durhaka itu. Nabi Nuh mulai membuat perahu yang dibimbing dan
dibantu para malaikat.
Setelah selesai membuat perahu yang sangat besar, Allah
memerintahkan Nabi Nuh untuk mengajak pengikutnya beserta hewan – hewan ternak serta
tumbuh-tumbuhan yang dapat dia bawa.
Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya berada di dalam kapal,
berhembuslah angin topan yang sangat dahsyat disertai hujan yang lebat dan bumi
memancarkan air dari segala penjuru. Hal tersebut tidak berhenti selama
beberapa hari, sehingga airpun bertambah tinggi dan bumi berubah menjadi lautan
yang sangat luas. Orang-orang kafir berlarian untuk menyelamatkan diri.
Nabi Nuh melihat Kan’an yang hampir tenggelam. Maka Nabi Nuh memanggilnya, “Wahai anakku, Kan’an naiklah ke
kapal bersama kami ! Jangan engkau menjadi orang kafir yang ingkar kepada Allah,
Kan’an anakku !”
Kan’an tidak menghiraukan ajakan ayahnya, ia terus berusaha
berlari menuju puncak pegunungan. Namun air bah segera menenggelamkannya.
Setelah semua orang kafir tenggelam, Allah memerintahkan langit untuk berhenti
menurunkan hujan. Dan memerintahkan bumi untuk menelan kembali airnya.
Sehingga Nabi Nuh beserta pengikutnya selamat dari banjir
dahsyat karena dalam perlindungan Allah SWT.
TERIMA KASIH CERITANYA
BalasHapus