Selasa, 17 Mei 2016

KISAH NABI NUH DAN KAN’AN

“KISAH NABI NUH DAN KAN’AN”
Pada zaman Nabi Nuh, Nabi Nuh diutus oleh Allah untuk memperbaiki akhlak kaumnya yang sangat rusak. Dimana perilaku dan perbuatan manusia mirip seperti binatang. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mau patuh terhadap ajaran agama.
Pada awalnya, Nabi Nuh disukai kaumnya dikarenakan budi pekerti yang baik. Ia sangat perduli terhadap orang fakir miskin. Namun, setelah Nabi Nuh mulai mengajak kaumnya untuk menyembah kepada Allah dan meninggalkan menyembah berhala tidak bisa berbuat apa-apa, Nabi Nuh pun mulai tidak disukai.

“Wahai kaumku, kembalilah kalian kejalan yang lurus. Sembahlah Allah karena Allah Tuhan yang patut disembah. Mohon ampunlah kepada-Nya. Niscaya Allah akan memberikan rizki yang berlimpah,” ucap Nabi Nus as. kepada kaumnya.
Para pemuka kaum tidak senang kemudian menjawabnya dengan sinis, ”Wahai Nuh, dapatkah kau membuktikan jika kamu adalah utusan Allah untuk meluruskan jalan kami. Sedangkan kamu sendiri tidak mempunyai kelebihan yang istimewa dari kami.” Setelah berbicara seperti itu mereka meninggalkan Nabi Nuh as.
Nabi Nuh sedih atas keingkaran kaumnya. Tidak hanya itu, iapun menangis karena istri dan anaknya, Kan’an, tidak mau beriman kepada Allah.
“Wahai ayah, janganlah engkau melarang untuk menyembah berhala-berhala itu. Karena berhala-berhala itu mendatangkan rezeki kepada kami,” ucap Kan’an.
Nabi Nuh menjawab perkataan anaknya, “Wahai anakku, engkau salah, berhala-berhala itu tidak bisa mendatangkan rezeki kepada kalian. Allah lah yang memberikan rezeki kepada kita semua. Oleh karena itu, Allah Tuhan yang harus kita sembah.”
Setelah dirasakan umatnya tidak mau lagi diajak pada kebenaran. Nabi Nuh  berdakwah selama ratusan tahun, namun hanya sedikit sekali yang mau beriman kepada Allah. Maka Nabi Nuh berdo’a kepada Allah, “Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.”
Allah memerintah Nabi Nuh untuk membuat perahu, karena Allah bermaksud menenggelamkan semua kaum yang durhaka itu. Nabi Nuh  mulai membuat perahu yang dibimbing dan dibantu para malaikat.
Setelah selesai membuat perahu yang sangat besar, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk mengajak pengikutnya beserta hewan – hewan ternak serta tumbuh-tumbuhan yang dapat dia bawa.
Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya berada di dalam kapal, berhembuslah angin topan yang sangat dahsyat disertai hujan yang lebat dan bumi memancarkan air dari segala penjuru. Hal tersebut tidak berhenti selama beberapa hari, sehingga airpun bertambah tinggi dan bumi berubah menjadi lautan yang sangat luas. Orang-orang kafir berlarian untuk menyelamatkan diri.
Nabi Nuh melihat Kan’an yang hampir tenggelam. Maka Nabi Nuh  memanggilnya, “Wahai anakku, Kan’an naiklah ke kapal bersama kami ! Jangan engkau menjadi orang kafir yang ingkar kepada Allah, Kan’an anakku !”
Kan’an tidak menghiraukan ajakan ayahnya, ia terus berusaha berlari menuju puncak pegunungan. Namun air bah segera menenggelamkannya. Setelah semua orang kafir tenggelam, Allah memerintahkan langit untuk berhenti menurunkan hujan. Dan memerintahkan bumi untuk menelan kembali airnya.

Sehingga Nabi Nuh beserta pengikutnya selamat dari banjir dahsyat karena dalam perlindungan Allah SWT.

1 komentar: