Senin, 27 April 2015

RESUME - Modul 6 Kegiatan Belajar 3 Penilaian dalam Pembelajaran MMP

Modul 6
Kegiatan Belajar 3
Penilaian dalam Pembelajaran MMP
Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pemaknaan data (informasi) untuk menentukan kualitas sesuatu yang terkandung dalam data tersebut.
Sasaran penilaian harus mencakupi tiga ranah, yakni ranah kognitif (kemampuan intelektual), ranah afektif (emosi dan sikap), dan ranah psikomotor (keterampilan). Alat penilaian yang berbentuk tes dan nontes yang dilakukan, baik terhadap proses maupun hasil diharapkan akan dapat memberikan gambaran kemampuan dan kemajuan belajar siswa secara utuh dan menyeluruh. Penilaian dengan cara seperti ini dinamakan penilaian dengan pendekatan holistik.
Penilaian yang diarahkan pada proses dan hasil belajar siswa dimaksudkan untuk menentukan tingkat keberhasilan anak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru.


A.      Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam proses pembelajaran dimaksud, guru akan memperhatikan aktivitas, respon, kegiatan, minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, informasi yang harus terekam melalui proses ini meliputi tiga ranah, yakni ranah kognisi, afeksi, dan psikomotor. Alat penilaian yang berbentuk tes pada umumnya cocok untuk menggali hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan kognisi, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan afeksi dan psikomotor lebih cocok bila digali dengan alat penilaian nontes.
Yang dimaksud dengan tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan yang harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan testee (peserta tes). Dalam pembelajaran MMP, teknik tes dapat dilakukan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana kemampuan dan penguasaan siswa dalam hal kemelekhurufan (kemampuan membaca tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara teknis.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes dapat dilakukan secara tertulis, lisan, dan perbuatan.
a)    Tes tertulis merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pengerjaannya oleh sisa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan, baik atas pernyataan maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan.
b)   Tes lisan merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk lisan. Dalam cara ini pun, pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan atas pernyataan.
c)    Tes perbuatan merupakan alat penilaian yang penugasannya dapat dismpaikan secara tertulis atau lisan dan pengerjaannya oleh siswa dilakukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap, dan kepribadian. Teknik ini pada umumnya digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang tengah terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, teknik nontes lebih cocok digunakan dalam penilaian proses. Sedangkan untuk penilaian hasil dapat dilakukan dengan kedua-duanya, baik teknik tes maupun teknik nontes.

B.       Penilaian Hasil
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menentukan pencapaian atau hasil belajar siswa. Alat penilaian yang digunakan bisa berupa tes maupun nontes. Untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran MMP di kelas rendah dimaksudkan untuk menilai kemampuan siswa yang meliputi pengenalan atas satuan-satuan lambang bahasa yang berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana. Tes membaca permulaan dapat mengambil bentuk-bentuk seperti berikut ini.
a.    Membaca nyaring; siswa diminta untuk melafalkan lambang tertulis baik berupa lambang yang berupa, huruf, suku kata, kata, atau kalimat sederhana.
b.    Mengisi wacana rumpang dalam berbagai tataran kebahasaan sesuai dengan pemokusan pembelajaran yang diberikan.
Teknik isian rumpang untuk membaca permulan tidak berpatokan pada teknik isian rumpang sebagaimana halnya untuk membaca tingkat lanjut (membaca pemahaman) yang aturannya sudah baku, misalnya dengan pelesapan setiap kata kelima, keenam, atau ketujuh secara konsisten. Misalnya, untuk tes identifikasi lambang bunyi berupa lambang huruf, penyajian struktur dapat dilakukan dalam bentuk sajian kata dengan menghilangkan bagian-bagian huruf yang hendak diteskan. Demikian juga, dengan perumpangan suku kata atau kata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar