Modul 6
Kegiatan Belajar 3
Penilaian dalam
Pembelajaran MMP
Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pemaknaan data (informasi) untuk menentukan kualitas sesuatu
yang terkandung dalam data tersebut.
Sasaran penilaian harus mencakupi tiga ranah, yakni ranah
kognitif (kemampuan intelektual), ranah afektif (emosi dan sikap), dan ranah
psikomotor (keterampilan). Alat penilaian yang berbentuk tes dan nontes yang
dilakukan, baik terhadap proses maupun hasil diharapkan akan dapat memberikan
gambaran kemampuan dan kemajuan belajar siswa secara utuh dan menyeluruh.
Penilaian dengan cara seperti ini dinamakan penilaian dengan pendekatan holistik.
Penilaian yang diarahkan pada proses dan hasil belajar siswa
dimaksudkan untuk menentukan tingkat keberhasilan anak dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan guru.
A. Penilaian Proses
Penilaian
proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan
belajar-mengajar. Dalam proses pembelajaran dimaksud, guru akan memperhatikan
aktivitas, respon, kegiatan, minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan
penjelasan di atas, informasi yang harus terekam melalui proses ini meliputi
tiga ranah, yakni ranah kognisi, afeksi, dan psikomotor. Alat penilaian yang
berbentuk tes pada umumnya cocok untuk menggali hal-hal yang berkaitan dengan
kemampuan kognisi, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan afeksi dan
psikomotor lebih cocok bila digali dengan alat penilaian nontes.
Yang
dimaksud dengan tes adalah
serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan yang harus ditanggapi,
atau tugas yang harus dilaksanakan testee
(peserta tes). Dalam pembelajaran MMP, teknik tes dapat dilakukan untuk
mengetahui dan menilai sejauh mana kemampuan dan penguasaan siswa dalam hal
kemelekhurufan (kemampuan membaca tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara
teknis.
Berdasarkan
cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes dapat dilakukan secara tertulis,
lisan, dan perbuatan.
a)
Tes tertulis merupakan alat penilaian yang
penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pengerjaannya
oleh sisa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan, baik atas
pernyataan maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan.
b)
Tes lisan merupakan alat penilaian yang
penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk lisan. Dalam cara ini
pun, pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau
tanggapan atas pernyataan.
c)
Tes perbuatan merupakan alat penilaian yang
penugasannya dapat dismpaikan secara tertulis atau lisan dan pengerjaannya oleh
siswa dilakukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
Teknik
nontes merupakan alat
penilaian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik
minat, sikap, dan kepribadian. Teknik ini pada umumnya digunakan untuk
memperoleh informasi tentang hal-hal yang tengah terjadi dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan kata lain, teknik nontes lebih cocok digunakan dalam
penilaian proses. Sedangkan untuk penilaian hasil dapat dilakukan dengan
kedua-duanya, baik teknik tes maupun teknik nontes.
B. Penilaian Hasil
Penilaian
hasil dimaksudkan untuk menentukan pencapaian atau hasil belajar siswa. Alat
penilaian yang digunakan bisa berupa tes maupun nontes. Untuk menilai
pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran MMP di kelas rendah
dimaksudkan untuk menilai kemampuan siswa yang meliputi pengenalan atas
satuan-satuan lambang bahasa yang berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat
sederhana. Tes membaca permulaan dapat mengambil bentuk-bentuk seperti berikut
ini.
a. Membaca
nyaring; siswa diminta untuk melafalkan lambang tertulis baik berupa lambang
yang berupa, huruf, suku kata, kata, atau kalimat sederhana.
b. Mengisi
wacana rumpang dalam berbagai tataran kebahasaan sesuai dengan pemokusan
pembelajaran yang diberikan.
Teknik isian rumpang untuk membaca permulan tidak berpatokan pada teknik isian rumpang
sebagaimana halnya untuk membaca tingkat lanjut (membaca pemahaman) yang
aturannya sudah baku, misalnya dengan pelesapan setiap kata kelima, keenam,
atau ketujuh secara konsisten. Misalnya, untuk tes identifikasi lambang bunyi
berupa lambang huruf, penyajian struktur dapat dilakukan dalam bentuk sajian
kata dengan menghilangkan bagian-bagian huruf yang hendak diteskan. Demikian
juga, dengan perumpangan suku kata atau kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar